(Kepada yang masih punya ibu... )
Ketika ibu saya berkunjung, ibu mengajak saya untuk shopping bersamanya kerana dia menginginkan busana muslim yg baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi membeli barang apapun bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami pergi juga ke tempat membeli barang tersebut. Kami mengunjungi setiap butik yang menyediakan pakaian wanita, dan ibu saya mencoba sehelai demi sehelai pakaian dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai penat dan kelihatan jelas riak2 kecewa di wajah ibu.
Akhirnya pada butik terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu baju kurung yang cantik . Dan kerana ketidak sabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam fitting room, saya melihat bagaimana ibu mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengenakannya. Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan coba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sedari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke fitting room untuk membantu ibu mengenakan pakaiannya.
Pakaian ini begitu indah, dan ibu membelinya. Shopping kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat dilupakan dari ingatan ..
Sepanjang sisa hari itu, fikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam fitting room tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengenakan pakaiannya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling berbekas dalam hati saya. Kemudian pada malam harinya saya pergi ke kamar ibu saya mengambil tangannya, lantas menciumnya ... dan yang membuatnya terkejut, saya memberitahunya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan sejelasnya, betapa bernilai dan berrharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu.
Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri. Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu...
Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ibu.
Dan lakukanlah yang terbaik untuknya.... ......
Senin, 03 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
mbk kayune,,,,lain kali kalau enggk sabar nemenin ibu shoping minta tolong aku aja ya,,,,,,,,,,,,karna aku emang rajanya shoping,,,,,ya,kasian tu ibu,,,,,,mbk kayune juga nemenin karna terpaksa kayak nya,,,,,lain kali aku aja yg ikut ya mbk kayune.
BalasHapushehehehe..dasar ayati maunya cari gratisan, pantes aja semangat...
BalasHapusMahilla, biar aja yg nemenin shopping ayati. Tapi kalo pas tujuan shopping-nya di pasar ikan atau pasar sayur aja
BalasHapusPaling oleh-olehnya ikan mujair sama bayam to ...
hahaha mas gading kalau itu sich urusan mbk kayune lah,,,,aku moh melu campur,,,,,,ya mbk kayune,,,,tu mas gading udah pesan suruh belikan ikan mujair ama bayam,,,,,mas jangan suka makan banyak bayam entar sakit sendi lhooooooooooooo,,,,,yt ogah nemenin shoping ke pasar ikan,,,,,,biar mbk kayune bae hahahaha
BalasHapusDasar ayati bukan type anak yang berbakti pada IBUNDA...Giliran diajak ke pasar ikan , malah kabur...kapan mo berbakkti pada ibu nduk...???
BalasHapusBerbahagialah kamu yang masih punya ibu. Kamu belum merasakan seperti yang sudah mbak rasakan...Tanpa seoarng ibu dunia ini bagaikan tiada matahari...
Yeee ..... Mahilla
BalasHapusaku juga udah gak punya ibu lho. Tahu apa yang aku rasakan ?
Meski sudah sekian tahun aku kehilangan Beliau karena dipanggil ke sisi-Nya, aku selalu menangis bila mengenangnya. Terutama pada saat lebaran, dimana semua adik2ku berkumpul di rumah bapak.
Aku masih tidak bisa mengendalikan emosi dan menangis, karena pada saat itulah aku terbiasa sungkem kepada Beliau. Mohon maaf dan mohon do'a restu u/ menantang kerasnya kehidupan.
he ... he.... saat aku menulis inipun rasa haru itu datang menyergap.
u/ yang masih punya ibu. Sekecil dan setidak berarti apapun u/ kita, rasa hormat dan sayang kita u/ ibu adalah hal yang utama. kita tidak akan pernah bisa membalas apa yg telah dilakukan Beliau u/ kita
Mas Gading...walau kita sama2 gak punya Ibu, tetep aja beda.Karena aku gak punya Ibu sejak kecil dan aku diasuh oleh ibu tiri...
BalasHapusMakanya aku sering sedih dan iri ama temen2 yang masih punya Ibu....aku sering menangis,terlebih saat aku sedang sakit...
Aku ingin didampingi dan bermanja pada ibuku tercinta..Apalagi, saat aku masuk rumah sakit kemarin.Sedih mas.....
Oh ya .....
BalasHapusMahilla sempet masuk rumah sakit lagi ? Masih sakit yang dulu atau tambah (amit-amit jangan deh)
Ok Mahilla ..... semoga sehat selalu